Senin, 18 November 2013

Sifat Aliran Serbuk

    Pada beberapa bidang teknologi farmasi seperti persoalan-persoalan percampuran, penghalusan, pengayakan dan pencetakan tablet sangat memerlukan sifat aliran.

1. Teori aliran
     " Bila suatu material padat dengan gaya normal N yang mengarah pada dasar diberi gaya tangensial S, maka material tersebut akan tetap diam selama S kecil dari (k.N)"
S = k.N

2. Faktor yang mempengaruhi aliran
     a. Bentuk partikel
     b. Sifat-sifat permukaan
     c. Porositas
     d. Luas permukaan spesifik
     e. Humdity 

3. Bentuk aliran
     a. Aliran masa
               Pada aliran masa gaya gesekan partikel dan dinding, dan gaya gesekan antar sesama partikel cukup kecil sehinggaseluruh massa pulva dapat bergerak turun secara merata segera setelah corong dibuka.

     b. Aliran inti
               Bila gaya gesekan partikel dan dinding corok lebih besar dari gaya gesekan antar partekel atau sudut corong terlalu datar bisa terjadi aliran yang tidak homogen. Dalam hal ini material bergerak turun hanya pada daerah tengah saja, sedangkan pada bagian pinggir akan membentuk suatu lapisan.

Kerugian aliran inti :   
  • Adanya kecenderungan material menjadi tidak homogen 
  • Adanya aliran yang tidak teratur
  • Tertahannya sebagian material cukup lama pada daerah dinding corong 

4. Penentuan sifat aliran
            Untuk menentukan sifat aliran serbuk dapat dipergunakan parameter sebagai berikut :
     a. Sudut istirahat
     b. Sudut gerak

5. Penentuan kecepatan aliran
     a. Diukur waktu yang dibutuhkan vulva (biasanya 100 g) untuk dapat mengalir melewati suatu corong tertentu.
     b. Diukur jumlah pulva yang dapat melewati corong dalam waktu yang ditetapkan

HIV / AIDS

HIV-budding-Color.jpg 


       Virus imunodifisiensi manusia : human immunodeficiency virus; HIV  adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS.Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.


penyakit-hiv-aids



Gejala awal : 0-1 bulan
Menderita penyakit seperti flu dalam seminggu atau sebulan disebut sebagai infeksi HIV akut. sistem kekebalan tubuh, sebagai bagian dari pertahanan tubuh, mengembangkan antibodi terhadap HIV. proses tersebut terlha dari antibodi yang disebut serokonversi. Gejala meliputi demam, sakit kepaka nyeri tubuh, sakit tenggorokan, kelenjar getah bening, ruam kulit, masalah sistem pencernaan. Gejala-gejala ini cenderung tidak diperhatikan atau disalah artikan sebagai penyakit lain yang kuga menunjukkan berbagai gejala yang sama. Tes HIV dilakukan sebelum serokonversi tidak membantu dalam mendeteksi virus. Pada beberapa wanita, serokonversi dapat terjadi dalam waktu satu bulan.

Gejala terakhir : 1 bulan – 10 tahun
Setelah tingkat gejala di ataas dapat diturunkan dengan obat-obatan, penyakit ini masuk ke dalam fase asimptomatik. tidak ada gejala HIV yang diperlihatkan oleh wanita setelah 1 tahun. Tahap tanpa gejala dapat berlangsung selama sekitar 10 tahun. Dengan demikian, perempuan positif HIV tidak menunjukkan gejala HIV selama sekitar 10 tahun setelah terkena gejala seperti flu biasa. Tetapii meski demikian, virus tetap ada dalam tubuh mereka, mereka tidak sadara secara terus-menerus menularkan vrus kepada orang lain melalu hubungan badan tanpa pengaman dan juga melalui transfusi darah atau melalui berbagi jarum suntik. Jika seorang wanita hamil, anak-anak mereka ikut terkena HIV/AIDS. Setelah 5-6 tahun, wanita yang mengidap HIV positif mungkin terlihat pada penurunan berat bdaan, kehilangan nafsu makan, masalah sisem pencernaan, infeksi kulit, tetapi hal ini biasanya diabaikan atau disalahartikan.


PENYEBARAN DALAM TUBUH
      Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut . Materi genetik virus yang dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinteksi. Di dalam sel, Virus berkembng biak pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan pertikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki satu reseptor protein yang disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang memiliki reseptor biasanya, disebut sel CD4+ atu disebut limfosit T penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan menagatur sel-sel lain pada sistem kekebalan.(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T stitostik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing.
Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga teradi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infksi dan kanker.

Seseorang yang terinfeksi HIV akan kehilangan limfosit Tpenolong melalui 3 tahap selama beberpa bulan atau tahun.
1. Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV sejumlah sel menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terdapat dalam luar darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi.

2. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus didalam darah mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dak kadar Limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter mendapati orang-orang yang berisiko tinggi menderita AIDS.

3. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya turun hingga 200 sel/Ml darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B. Limfosit B adalah limfosit yang menghasilkan antibodi. Seringkali HIV meyebabkan produksi antibodi berlebihan. Antibodi yang diperuntukkan melawan HIV dan infeksi lain ini banyak membantu dalam melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS.
Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan berkurangnya kemampuan Sistem kekebalan tubuh dalam mengenali dan sasaran baru yang harus diserang.


Penularan HIV/AIDS melalui :
  1. Hubungan seks kalmin
  2. Hubungan seks oral
  3. Hubungan seks melalui anus
  4. Transfusi darah
  5. Penggunaan jarum bersama (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik).
  6. Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.


Cara mencegah penyakit HIV/AIDS adalah dengan:
  1. Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah
  2. Jangan berganti-ganti pasangan seksual
  3. Abstrinensi (tidak melakukan hubungan seks)
  4. Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi jangan menjadi donor darah
  5. Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV sebaiknya jangan hamil.
  6. Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai
  7. Jauhi narkoba.

OBAT UNTUK MENGHENTIKAN PENDARAHAN













NO Nama Obat Zat Aktif Bentuk Obat Nama Pabrik
1 Plasminex Asam traneksamat Tablet Sanbe Farma
2 Kalnex Asam traneksamat Tablet dan kaplet Kalbe Farma
3 Pytramic Asam traneksamat Tablet dan kaplet Pyridam 
4 Lunex Asam traneksamat Ampul Lucas Djaja
5 Adona Karbazokrom natrium sulfonat Tablet Tanabe Indonesia
6 Adrome Karbazokrom natrium sulfonat Tablet Landson
7 Asamnek Asam traneksamat Tablet Metiska Farma
8 Danochrom Natrium karbazokrom Tablet Hexpharm Jaya
9 Dicynone Etamsilat Tablet Delalande, Corsa
10 Ditranex Asam traneksamat Tablet dan ampul Dipa Pharmalab K
11 Ethinex Asam traneksamat Tablet Ethica
12 Kaytwo Manatetrenon Kaplet Eisai
13 Neo-K Fitonadion Ampul Combiphar
14 Nexa Asam traneksamat Tablet, kaplet dan injeksi Dankos
15 Nexitra Tranexamic Kaplet Ifars
16 Ronex  Asam traneksamat Tablet Pharos
17 Stilamin Liopilized siklik somatostatin Ampul DKSH/Serono
18 Theranex Asam traneksamat Tablet dan kaplet Medifarma
19 Tranexid Asam traneksamat Tablet dan kapsul Dexa Medica
20 Tranxa Asam traneksamat Injeksi Bernofarm