Minggu, 20 Oktober 2013

Penyakit Tifus




Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus)
Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis.
Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan usus pada perut.

Diagnosis
Untuk mengetahui penyakit tersebut lakukan pemeriksaan laboratorium seperti :
-Terjadinya penurunan sel darah putih
-Anemia rendah karena pendarahan pada usus
-Trombosit menurun
-Menemukan bakteri salmonella typhosa pada kotoran, darah, urin
-Peningkatan titer Widal
Reaksi Widal merupakan test imunitas yang ditimbulkan oleh kuman Salmonella typhi/ paratyphi, yaitu kuman yang terdapat di minuman dan makanan kita yang terkontaminasi dengan tinja orang yang sakit. Dikatakan meningkat bila titernya lebih dari 1/400 atau didapatkan kenaikan titer 2 kali lipat dari titer sebelumnya dalam waktu 1 minggu.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemui bradikardi (denyut melemah) relatif, pembesaran limfa, tegangnya otot perut, dan kembung. Serta, periksakanlah apakah kandung empedu anda tidak mengalami peradangan menahun karena bakteri Tipes dapat menempati kandung empedu.
Cara Penularan Tipes/Tifus
·         Melalui makanan atau minuman yang sudah tercemar oleh bakteri Salmonella. Pada penderita Tifus, terdapat bakteri samonella pada aliran darah dan usus yang kemudian akan dikeluarkan melalui kotoran.
  • Penderita dapat menularkan penyakit ini apabila penderita meyajikan, dan memasak makanan atau memegang barang-barang yang biasanya digunakan untuk makan tanpa mencuci tangan dengan bersih terlebih dahulu.
  • Bisa juga disebabkan karena air yang diminum atau yang dipakai untuk mencuci pealatan makan seperti piring, gelas dan sebagainya atau mencuci sayur dan buah-buahan sudah tercemar oleh bakteri.


Cara Perawatan Penyakit Tipes/Tipus

Penyakit ini bisa diatasi dengan Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciproloxacin. Dan yang sangat dibutuhkan adalah istirahat total selama beberapa minggu bahkan beberapa bulan.


 “RAHASIA” Penyakit Tifus
1.      Bubur Tak Harus Jadi Menu Wajib Penderita Tifus
Penyakit tifus identik dengan menu ketat berbahan utama bubur. Bahkan bubur itu harus disaring sehalus mungkin. “Biar ususnya tidak tambah sakit,” begitu kata orang. Tidak cuma itu. Berbagai pantangan pun harus dijalani. Tidak boleh makan ini dan itu. Walhasil, penderita hanya makan bubur dengan lauk pauk seadanya. Dengan menu seperti itu, anak yang menderita tifus boleh jadi tidak nafsu makan, bahkan menolak makan. Siapa sih yang mau melahap bubur hambar miskin lauk? Selain itu, kandungan kalori sepiring bubur lebih sedikit ketimbang nasi. Jika sepiring bubur mengandung 80-100 kalori, maka sepiring nasi dapat empat kalinya. Walhasil, bubur tak hanya membuat nafsu makan anak hilang, tapi juga membuat tubuhnya lemas. Jika asupan gizi kurang maka dapat dipastikan waktu penyembuhan semakin lama.
Dulu, penderita penyakit tifus wajib makan bubur dengan alasan khawatir terjadi a pencernaan atau perdarahan pada usus. Pendapat ini tampaknya perlu diluruskan. Sebab, gangguan pencernaan akibat bakteri Salmonella typhi ada di usus halus. Perlu diketahui, makanan yang sudah masuk usus halus semuanya berbentuk cair. Ini karena sebelumnya makanan itu dikunyah di mulut, lalu diproses di lambung, lalu ke usus halus. Meski asalnya makanan itu padat, tapi kalau sudah masuk usus halus semuanya akan berbentuk cair.
Jadi, sebenarnya tidak ada pantangan buat penderita penyakit tifus makan nasi lembek. Perkecualian jika penderita tidak sadar, maka penderita disarankan mengonsumsi menu makanan cair.
Pantangan buat penderita tifus adalah makanan berserat tinggi seperti sayur-sayuran atau buah. Tapi jika diberikan sedikit tidak mengapa. Juga makanan yang berisiko menimbulkan kontraksi pada pencernaan seperti makanan pedas atau asam. Penderita dianjurkan mengonsumsi makanan berprotein tinggi seperti daging, telur, susu, tahu, tempe, dan lain-lain. Dengan demikian, nafsu makan anak membaik, waktu penyembuhan pun semakin cepat.

2. Harus Istirahat
Agar lekas pulih, penderita tifus memang harus banyak beristirahat di tempat tidur. Untuk keperluan buang air, misalnya, sedapat mungkin penderita tidak beranjak dari tempat tidur. Banyak pergerakan dapat menyebabkan suhu naik. Bahkan jika terlalu heboh, aktif bergerak dapat menimbulkan risiko usus pecah.

3. Tes Widal Positif, Tidak Selamanya Tifus
Untuk mengetahui seseorang terjangkit tifus atau tidak, maka tes yang umum digunakan adalah tes Widal. Jika positif berarti tifus, jika tidak maka mungkin penderita terjangkit penyakit lain. Padahal, Widal positif tidak selalu berarti penderita terjangkit tifus. Ini karena orang sehat sekalipun jika dites widal hasilnya bisa positif. Seorang dokter penyakit dalam bahkan pernah berkelakar, jika pasien, perawat, bahkan dokter yang berpraktik di kliniknya dites Widal, maka bukan tidak mungkin hasilnya positif semua. Ingat, kebersihan merupakan sebuah hal yang sulit dicari di negeri ini. Nasi goreng yang biasa kita santap bersama teman, es jeruk yang diseruput di warung tegal, bahkan menu makanan di kantin, tidak ada jaminan bebas tifus 100%. Namun, karena jumlah kuman yang masuk ke dalam tubuh tidak sampai menginfeksi, sakit tifus pun tidak terjadi. Ini berbeda dengan kondisi di Eropa atau Singapura yang sanitasinya sudah baik. Tes Widal positif berarti kemungkinan besar terjadi infeksi tifus.
Namun, tidak berarti tes Widal diragukan akurasinya. Jika tesnya dilakukan di waktu yang tepat, plus diagnosis klinisnya benar, maka penyakit tifus dapat dengan mudah terdeteksi. Tes Widal idealnya dilakukan setelah hari ke-5 atau 6, sesudah penderita mengalami gejala klinis tifus yaitu demam. Jika dilakukan sebelum itu maka hasilnya tidak akurat. Selain itu, selidiki juga gejala lainnya seperti sembelit, nyeri perut, lidah kotor, muntah, dan lain-lain. Dengan kombinasi tes Widal dan deteksi gejala, maka penyakit tifus dapat dideteksi dengan mudah. Selain harganya yang lebih ekonomis, tes Widal juga dapat mendeteksi penyakit paratifus, sebuah penyakit dengan gejala mirip tifus tapi lebih ringan. Paratifus disebabkan bakteri Salmonella paratiphy. Sedangkan tifus disebabkan bakteri Salmonella typhi.
Selain tes Widal, ada tes yang lebih akurat, yaitu tes TUBEXR yang merupakan tes imunologi. Merupakan tes dengan menggunakan partikel yang berwarna untuk meningkatkan sensitivitas. Tes ini sangat akurat dalam diagnosis infeksi akut pada tifus. Beberapa penelitian menyimpulkan, tes ini mempunyai sensitivitas lebih baik daripada uji Widal. Tes ini dapat menjadi pemeriksaan yang ideal, dapat digunakan untuk pemeriksaan secara rutin karena cepat, mudah dan sederhana, terutama di negara berkembang. Meski begitu, tes ini hanya dapat mendeteksi penyakit tifus, tapi tidak paratifus yang kerap menyertai tifus. Tes yang lebih akurat adalah pembiakan kuman dari darah, urine, feses, sumsum tulang, atau cairan lainnya. Hasil biakan yang positif memastikan demam tifoid. Media pembiakan yang direkomendasikan untuk S. typhi adalah media empedu. Ini karena S. typhi dan S. paratyphi dapat tumbuh pada media tersebut. Namun, tes biakan kuman sebaiknya dilakukan sebelum penderita diobati antibiotika. Meski sangat akurat dan dapat mendiagnosis tifus dan paratifus, diagnosis biakan kuman membutuhkan waktu lama (5-7 hari) serta peralatan yang lebih canggih untuk identifikasi bakteri sehingga tidak praktis untuk diagnosis penderita.

4. Tifus Adalah Penyakit, Bukan Gejala
Banyak bakteri yang menegakkan diagnosis penyakit “gejala tifus”. Ini jelas sebuah diagnosis rancu, karena dalam dunia kedokteran tidak mengenal istilah ini. Diagnosis harus tegas, apakah penderita terjangkit penyakit tifus atau tidak. Kalau mau, dokter mengatakan diagnosis dugaan tifus. Kenali gejala tifus dengan baik, jika demamnya sampai 5-6 hari hilang timbul maka kemungkinan penderita terjangkit tifus. Tapi jika tidak demam, atau demamnya turun setelah tiga hari, ada kemungkinan penderita tidak terjangkit tifus. Ada banyak penyakit infeksi lain yang disertai demam. Apalagi pada hari-hari pertama demam, sulit untuk dapat memastikannya sebagai demam tifoid. Gejala demam juga terdapat pada penyakit lain seperti demam dengue, morbili, dan sebagainya.

5. Tifus Dibawa Oleh Carrier
Banyak orang yang tidak terlihat sakit tapi berpotensi menyebarkan penyakit tifus. Inilah yang disebut dengan pembawa penyakit tifus. Meski sudah dinyatakan sembuh, bukan tidak mungkin mantan penderita masih menyimpan bakteri tifus dalam tubuhnya. Bakteri bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ini karena sebagian bakteri penyebab tifus ada yang bersembunyi di kantong empedu. Bisa saja bakteri ini keluar dan bercampur dengan tinja. Nah, bakteri ini dapat menyebar lewat air seni atau tinja penderita.

Ramuan Alami Tifus / Tipes / Typus
1. Daun Keji Beling
Daun keji beling 20 lembar
Air 2 liter
Cara membuat
Rebus daun keji beling sampai mendidih, biarkan selama ¼ jam. Angkat, dinginkan.
Minum 2 x 1 hari. Lakukan secara rutin.

2. Kunyit, Serai, Sambiloto
Kunyit 2 rimpang
Serai 1 bonggol
Daun sambiloto 1 lembar
Air masak hangat 1 gelas
Cara membuat
Tumbuk dan pipis halus semua bahan. Kemudian tambahkan air lalu saring.
Minum. Lakukan secara rutin selama satu minggu.
3. Timun / Mentimun
Buah timun 2 buah
Cara membuat
Parut buah timun, peras, ambil airnya.
Minum 3 x 1 hari.

4. Labu Air, Bidara Upas, Daun Kaki Kuda, Daun Jintan, Gula Batu
Bahan-bahan yang terdri dari buah labu air 3 jari, bidara upas setengah jari, daun kaki kuda seperempat genggam, daun jintan seperempat genggam, dan gula batu sebesar buah kemiri. Bahan-bahan ini dicuci kemudian direbus dengan air 3 gelas dan dididihkan selama kira-kira lima menit. air disaring kemudian diminum 3 kali sehari 1 gelas.

5. Lidah Buaya, Cocor Bebek, Kencur, Bidara Upas, Gula Aren
Daun lidah buaya seperempat batang, daun jintan seperempat genggam, daun sosor bebek delapan lembar, rimpang kencur satu jari, bidara upas seperempat jari, dan gula aren tiga jari direbus dengan air 3 gelas selama 5 menit. air disaring kemudian diminum 3 kali sehari setengah gelas.

6. Pegagan, Daun Sambiloto, Kunyit
- Pegagan 20 lembar
- Daun sambiloto  11 lembar
- Kunyit sebesar telur ayam  1 biji
Cara meramu:
Kupas kunyit, cuci dan iris kecil-kecil. Selanjutnya rebus semua bahan dengan 4 gelas air sampai tersisa sekitar 3 gelas. Angkat dan saring.
Aturan pakai:
Minum ramuan sesudah makan, 3 kali sehari, masing masing 1 gelas.

7. Daun Sambiloto, Daun Dadap Srep
Bahan:
- Daun sambiloto 17 lembar
- Daun dadap srep  7 buah
Cara meramu:
Tumbuk kedua bahan hingga halus. Tambahkan 2/3 gelas air dan aduk ramuan sampai tercampur rata.
Aturan pakai:
Balurkan/kompreskan ramuan pada bagian perut. Lakukan 2 kali sehar
i


Tidak ada komentar:

Posting Komentar