Minggu, 06 Oktober 2013

GUTTAE (OBAT TETES)


Guttae adalah sediaan cair berupa larutan , emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara menetskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku dalam Farmakope Indonesia.
Sediaan obat tetes itu dapat berupa :
1.                       Guttae ( Obat tetes )
2.                       Guttae Oris ( Tetes Mulut)
3.                       Guttar Auriculares (Tetes Telinga)
4.                       Guttae Nasales ( Tetes Hidung)
5.                       Guttae Opthalmicae ( tetes mata) 

1.                       Guttae 
              Jika disebutkan guttae tanpa penjelasan lebih lanjut, dimaksudkan tanpa penjelasan lebih lanjut, dimaksudkan obat tetes untuk obat dalam. Obat tetes untuk obat dalam digunakan dengan cara diteteskan kedalam minuman atau makanan.
              Contoh :
              R/ Strophant. Tinct
                  Valerian. Tinct
                  Chinchonae Tinct    aa 10
                  S.3.d.d.gtts.XV.p.c

2.                       Guttae Oris
Tetes mulut adalah obat tetes yang diperuntukkan untuk kumur-kumur, sebelum digunakan diencerkan lebih dahulu dengan air dan tidak untuk ditelan.

3.                       Guttae Auriculares
Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan dengan cara meneteskan obat kedalam telinga. Bila tidak dinyatakan lain cairan pembawa yang digunakan adalah bukan air. Cairan pembawa yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang sesuai agar obat mudah menempel pada dinding telinga, biasanya digunakan gliserin dan propilenglikol, selain tersebut dapat pula digunakan etanol, heksilenglikol,dan minyak lemak nabati. Bila sediaan berupa suspensi sebagai zat pensuspensi digunakan sorbitan, polisorbat, atau surfaktan lain yang cocok. Kecuali dinyatakan lain. pH tets telinga adalah 5,0 – 6,0 dan disimpan dalam wadah tertutup rapat.
              Contoh :
              R/ Phenoli   0,6
                  Glycerin  20
                  S. guttae auric

4.                       Guttae Nasales
Tetes hidung adalah obat bebas yang digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung yang mengandung zat pensuspensi, pendapar, dan pengawet. Sebagai cairan pembawa umumnya digunakan air, Ph cairan pembawa sedapat mungkin 5,5 – 7,5 dengan kapasitas dapar sedang, isotonis atau hampir isotonis. Tidak boleh menggunakan cairan pembawa minyak mineral atau minyak lemak. Sebagai zat pensuspensi biasnya digunakan sorbitan, polisorbat, atau surfaktan lain yang cocok dengan kadar tidak lebih dari 0,01% b/v. Zat pendapar digunakan zat yyang cocok dengan pH 6,5 dan dibuat isotonisdengan Natrii Chloridum. Zat pengawet yang digunakan umumnya Benzalkonium Chlorida 0,01% b/v – 0,1% b/v. Disimpan dalam wadahh tertutup rapat.
              Contoh :
              R/Argenti proteinic   0,2
                 Glycerini                   5
                 Aq. Dest                   15
                 S. guttae nasales


5.                       Guttae Opthalmicae
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata.
Tetes mata harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan yaitu :
1.                       Steril
2.                       Sedapat mungkin isohidris
3.                       Sedapat mungkin isotonis
Bila obatnya tidak tahan pemanasan, maka sterilitas dicapai dengan menggunakan pelarut steril, dilarutkan obatnya secara aseptis, dan menggunakan penamabahan zat pengawet dan botol atau wadah yang steril. Isotonis dan pH yang dikehendaki  diperoleh dengan menggunakan pelarut yang cocok.
Pelarut yang sering digunakan adalah :
-                          Larutan 2 % asam Borat (pH = 5)
-                          Larutan Boraks - Asam borat (pH = 6,5)
-                          Larutan basa lemah Boraks – Asam Borat (pH = 8)
-                           Aquadestillata
-                          Larutan Nacl 0,9 %
Cairan pembawa berair biasanya mengandung zat pengawet Fenilaraksa nitrat, Fenilaraksa asetat 0,022 % b/v, Benzalkonium chlorida 0,01 % b/v.

1 komentar:

  1. maksih ats artikelnya mudah di pahami pembaca dan bermanfaat bagi banyak orang, di klik juga Artikel kesehatan terbaru

    BalasHapus