Kamis, 05 Desember 2013
Interaksi Obat
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi respon tubuh terhadap pengobatan terdapat faktor interaksi obat. Obat dapat berinteraksi dengan makanan, zat kimia yang masuk dari lingkungan, atau dengan obat lain. Dalam bab ini hanya diuraikan pada interaksi antara obat satu dengan obat lain.
Interaksi obat ada yang menguntungkan ada yang merugikan. Interaksi yang menguntungkan misalnya:
1. Penisilin dengan probenesid
Probenesid menghambat sekresi penisilin di tubuli ginjal sehingga meningkatkan kadar penisilin dalam plasma dan dengan demikian meningkatkan efektivitasnya dalam terapi gonore
2. Kombinasi obat anti hipertensi
Meningkatkan efektivitas
3. Kombinasi obat anti asma
Meningkatkan efektivitas
4. Kombinasi obat anti diabetik
Meningkatkan efektivitas
5. Kombinasi obat antituberkulosis
Memperlambat timbulnya resistensi kuman terhadap obat
6. Kombinasi Sulfametaksazol dengan trimetoprim
Meningkatkan efektivitas
Mekanisme interaksi obat secara garis besar dapat dibedakan atas 3 mekanisme :
a. Interaksi farmaseutik atau inkompatibilitas
b. Interaksi farmakokinetik
c. Interaksi farmakodinamika
FARMASEUTIK / INKOMPATIBILITAS
Inkompatibilitas ini terjadi di luar tubuh (sebelum obat diberikan) antara obat yang tidak dapat dicampur (inkompatibel). Pencampuran obat demikian menyebabkan terjadinya interaksi langsung secara fisika atau kimiawi, yang hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan endapan , perubahan warna dan lain-lain atau mungkin juga tidak terlihat. Interaksi ini biasanya berakibat inaktivasi obat.
Bagi seorang dokter, interaksi farmaseutik yang penting adalah interaksi antar obat suntik dan interaksi antara obat suntik dengan cairan infus. Lebih dari 100 macamobat yang tidak dapat dicampur dengan cairan infus. Lagipula banyak obat suntik tidak kompatibel dengan obat suntik lain, yaitu dengan bahan obat atau bahan pembawanya. Oleh karena itu dianjurkan untuk tidak mencampur obat suntik dalam satu semprit atau dengan cairan infus kecuali jika jelas diketahui tidak ada interaksi. Contoh gentamisin mengalami inaktivasi jika dicampur dengan karbenisillin demikian juga penisilin G jika dicampur dengan vitamin C, sedangkan amfoterisin B mengendap dalam larutan garam fisiologi atau larutan ringer dan juga penitoin mengendap dalam larutan dekstrosa 5%.
FARMAKOKINETIK
Interaksi farmakokinetik terjadi jika salah satu obat mempengaruhi absorbsi, distribusi, metabolisme, atau ekskresi obat kedua, sehingga kadar plasma meningkat atau menurun.
Akibatnya terjadi peningkata toksisitas atau penurunan efektivitas obat tersebut. Interaksi farmakokinetik tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, sekalipun struktur kimianya mirip, karena antar obat segolongan terdapat variasi sifat-sifat fisikokimia yang menyebabkan variasi sifat-sifat farmakokinetiknya. Misal simetidin tidak sama dengan H2 bloker lainnya, juga terfenadin atau astemizolsama dengan antihistamin sedatif lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar