Virus imunodifisiensi manusia : human immunodeficiency virus; HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS.Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas)
tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata
lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi
(kekurangan) sistem imun.
Gejala awal : 0-1 bulan
Menderita penyakit seperti flu dalam seminggu atau sebulan disebut
sebagai infeksi HIV akut. sistem kekebalan tubuh, sebagai bagian dari
pertahanan tubuh, mengembangkan antibodi terhadap HIV. proses tersebut
terlha dari antibodi yang disebut serokonversi. Gejala meliputi demam,
sakit kepaka nyeri tubuh, sakit tenggorokan, kelenjar getah bening, ruam
kulit, masalah sistem pencernaan. Gejala-gejala ini cenderung tidak
diperhatikan atau disalah artikan sebagai penyakit lain yang kuga
menunjukkan berbagai gejala yang sama. Tes HIV dilakukan sebelum
serokonversi tidak membantu dalam mendeteksi virus. Pada beberapa
wanita, serokonversi dapat terjadi dalam waktu satu bulan.
Gejala terakhir : 1 bulan – 10 tahun
Setelah tingkat gejala di ataas dapat diturunkan dengan obat-obatan,
penyakit ini masuk ke dalam fase asimptomatik. tidak ada gejala HIV yang
diperlihatkan oleh wanita setelah 1 tahun. Tahap tanpa gejala dapat
berlangsung selama sekitar 10 tahun. Dengan demikian, perempuan positif
HIV tidak menunjukkan gejala HIV selama sekitar 10 tahun setelah terkena
gejala seperti flu biasa. Tetapii meski demikian, virus tetap ada dalam
tubuh mereka, mereka tidak sadara secara terus-menerus menularkan vrus
kepada orang lain melalu hubungan badan tanpa pengaman dan juga melalui
transfusi darah atau melalui berbagi jarum suntik. Jika seorang wanita
hamil, anak-anak mereka ikut terkena HIV/AIDS. Setelah 5-6 tahun, wanita
yang mengidap HIV positif mungkin terlihat pada penurunan berat bdaan,
kehilangan nafsu makan, masalah sisem pencernaan, infeksi kulit, tetapi
hal ini biasanya diabaikan atau disalahartikan.
PENYEBARAN DALAM TUBUH
Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini
sel darah putih yang disebut . Materi genetik virus yang dimasukkan ke
dalam DNA sel yang terinteksi. Di dalam sel, Virus berkembng biak pada
akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan pertikel virus yang baru.
Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan
menghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki satu reseptor protein yang
disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang
memiliki reseptor biasanya, disebut sel CD4+ atu disebut limfosit T
penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan menagatur
sel-sel lain pada sistem kekebalan.(misalnya limfosit B, makrofag dan
limfosit T stitostik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel
ganas dan organisme asing.
Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga
teradi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infksi
dan kanker.
Seseorang yang terinfeksi HIV akan kehilangan limfosit Tpenolong melalui 3 tahap selama beberpa bulan atau tahun.
1. Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300
sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV
sejumlah sel menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita
bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang
terdapat dalam luar darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi
tubuh tidak mampu meredakan infeksi.
2. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus didalam darah
mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita.
Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus
berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dak kadar Limfosit CD4+ yang
rendah membantu dokter mendapati orang-orang yang berisiko tinggi
menderita AIDS.
3. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya
menurun drastis. Jika kadarnya turun hingga 200 sel/Ml darah, maka
penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B.
Limfosit B adalah limfosit yang menghasilkan antibodi. Seringkali HIV
meyebabkan produksi antibodi berlebihan. Antibodi yang diperuntukkan
melawan HIV dan infeksi lain ini banyak membantu dalam melawan berbagai
infeksi oportunistik pada AIDS.
Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus
menyebabkan berkurangnya kemampuan Sistem kekebalan tubuh dalam
mengenali dan sasaran baru yang harus diserang.
Penularan
HIV/AIDS
melalui :
- Hubungan seks kalmin
- Hubungan seks oral
- Hubungan seks melalui anus
- Transfusi darah
- Penggunaan jarum bersama (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik).
- Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.
Cara mencegah penyakit HIV/AIDS adalah dengan:
- Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah
- Jangan berganti-ganti pasangan seksual
- Abstrinensi (tidak melakukan hubungan seks)
- Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi jangan menjadi donor darah
- Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV sebaiknya jangan hamil.
- Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai
- Jauhi narkoba.